Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang...

Selasa, 31 Maret 2009

Jilbabku Pesonaku...


Fenomena

“Sebuah bus berhenti tepat di seberang Pusat perbelanjaan ternama di kota. Seorang wanita muslim mudah paru baya turun dari bus. Ia menyebrang dan melewati pinggiran jalan. Semua mata lelaki tertuju padanya. Mungkin karena busana yang dipakainya saat itu, ia memakai jilbab berwarna pink yang dililitkan dilehernya sehingga membentuk sanggulan kecil yang cukup menonjol di belakang kepalanya. Switer pink lengkap dengan bros dibawah bahu kanannya terlihat begitu lengket dengan tubuhnya mencoba menutupi kaos tank top hitam dengan satu kancing tepat di bawah dadanya sehingga memperlihatkan bentuk payudaranya dan pinggangnya yang langsing. Jeans berwarna hitam menggatung dipinggulnya tepat dengan bawah pakaiannya, bentuknya yang seperti pensil seolah ingin menggambarkan pemakainya memiliki betis yang indah. Ditambah dengan sepatu pink lengkap dengan heels lancipnya yang kira-kira tingginya lebih dari 10 cm menandakan pemakainya seorang yang feminim membuat langkah bak seorang model yang sedang berjalan di catwalk dan gerak pinggulnya makin memantapkan langkahnya berjalan menusuri pinggiran-pinggiran toko.”

Saudaraku sekalian, fenomena diatas sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari–hari atau malah kita sendiri seperti itu. Busana muslim yang dibanggakan dan setiap muslimah telah menjadi ajang gaya untuk mempercantik diri dan menari simpati dari kaum adam. Jilbab yang semestinya menjadi pelindung seorang wanita kini menjadi pedang yang dapat membunuh siapa saja. (Wah udah sampai membunuh, kedengarannya criminal banget yach...).Sebagai seorang muslim kita wajib berkomitmen dalam diri kita untuk melakukan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Saya rasa semua wanita yang belum menutup aurat ataupun yang sudah tapi dalam tahap perbaikan sudah tahu bagaimana pakaian yang sesuai dengan perintah hanya saja mereka berat untuk menjalankannya segera dengan berbagai alasan. Seorang wanita muslim wajib menutup auratnya kapanpun dan dimanapun kita berada selama ada kaum adam yang bukan mukhrimnya dapat melihatnya. Hijab merupakan penjaga yang melindungi kita dari fitnah dan gangguan. Ia adalah kewajiban bagi kita untuk digunakan. Bukankah kita tau bahwa wanita adalah sumber fitnah, karena itulah jilbab diwajibkan untuk menjaga kita dari fitnah. Namun untuk menggunakan jilbab sendiri harus sesuai dengan criteria yang benar.

Saat ini, pakaian islami sudah banyak dipasaran, busana muslim sudah banyak kita temukan bahkan tidak asing lagi bagi kita wanita yang menggunakan jilbab diberbagai profesi, tidak luput dari kalangan selebritis yang menggunakannya. Sinetron-sinetron juga udah banyak yang menampilkan pemeran utama yang menggunakan jilbab namun tidak sedikit yang memakainya hanya sebagai perhiasan dan tidak memenuhi syarat pakaian muslim. Jika seseorang mengatakan”Sayakan masih belajar, jadi belum bisa memakai jilbab yang panjang dulu...” Yap... boleh sedikit dijadikan alasan namun alangkah baiknya jika tahap belajar itu terus dilakukan perbaikan yang terus menerus agar bisa lebih sempurna. Bukankah anak sekolah setelah lulus sekolah menginginkan harapan yang baik, begitu juga dengan seorang muslimah. Yang jadi masalah adalah kita tidak mau belajar atau malah yang saat ini sedang menjadi gaya kita bangga dengan kesalahan-kesalahan kita. Kita sudah tau kalo busana yang kita pakai tidak sesuai dengan tuntunan Al-qur’an, seharusnya kita bisa berubah dan memperbaiki apa yang salah bukan menjadikan itu sebagai tren busana moderen dan membanggakannya sebagai alat penarik simpati dari kaum adam.
Sebagai seorang muslim yang baik hendaknya kita mengenakan busana yang sesuai dengan syarat pakaian islami, diantaranya :
1. Menutup semua badan
2. Tidak merupakan perhiasan
3. Tebal dan tidak tipis
4. Hendaknya lebar dan tidak ketat
5. Tidak diberi wewangian atau parfum
6. Tidak merupakan pakaian laki-laki
7. Tidak menyerupai pakaian wanita-wanita kafir
8. Tidak mencari perhatian manusia
Nah... Apakah busana yang kamu kenakan sudah sesuai dengan criteria diatas, atau malah sebaliknya, menyerupai kaum jahiliah...
Alangkah sayangnya bagi kita saat ini yang bangga dengan busana kita yang jauh dari kebenaran. Mungkin sudah benar menutup aurat tapi memperlihatkan bentuk tubuh itu termasuk penyelewengan dari busana muslimah kita. Itu salah satu tipu daya syetan yang menyesatkan kita to sampai ke istana surga yang maha agung. Semoga kita terhindar dari tipu daya syetan yang selalu bersama kita dengan terus memperbaiki diri dan belajar dan belajar di jalan Allah swt.(amin)

2 komentar:

Emma Khanifah Fikriyah mengatakan...

Ukh,artikelnya bagus.
Klo menurut ana mgkn yg anti maksudkan ia blum tahu bagaimana memakai jilbab sesuai syar'i.
kita jgn mudah mengklaim seseorang.
Makanya itu tugas kita sesama muslimah saling mengigatkan.
Tapi masih untung ia berusaha mencoba menutup auratnya,walaupun itu sebenarnya masih....
di bandingkan dengan orang yg sama sekali tidak menutup auratnya.
mungkin banyak faktoria melakukan seperti itu.
mgkn anti tahu bagaimana ana dulu.
Key ukh...!!!
Smga kita tetap istiqomah di jalan-Nya.

Mentari Syifazillah RIzky mengatakan...

Upss... Syukron to komentarnya tapi mungkin anti salah paham...
ana gak pernah mengklaim seseorang justru disini ana mencoba mengingatkan sesama termasuk diri ana sendiri untuk terus memperbaiki diri dalam menggunakan busana yang sesuai dengan syar'i. Salah satu alasan kita memakai busana muslimah adalah mengharapkan ridho Allah kan...?
Ukh,untuk mencapai perubahan it perlu tahapan bukan...? Percuma kalo kita udah pakai penutup kepala yang cantik dengan harga mahal dan busana2 yang begitu indah dengan harga yang tidak murah pula namun masih jauh dari syar'i, lalu apa yang kita harapkan dari busana kita. gak ada bedanya donk kita ddengan saudara2 yang belum hijrah. Seperti yang ana tulis diatas, untuk langkah awal hijrah,boleh saja di jadikan alasan namun bila udah dijadiin tren center itu yang menjadi suatu masalah besar. karena itu kita harus terus memperbaiki, belajar n terus belajar seperti yang anti lakukan. ana juga yakin sebelum muslimah2 mengenakan jilbab syar'i mereka mencoba belajar juga sama seperti anti n ana. Slow but sure, right...