Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang...

Selasa, 03 September 2013

Ketika Mentari Tak Bermentari...

Ketika Mentari Tak Bermentari... Hanya Kembali ke Illahi...


Masalah Itu Mendewasakan...

Perjalanan melewati hari2 yang penuh warna tak semudah membalikan telapak tangan. Tahun itu sangat sulit kulewati. Pergantian pemimpin dan mengganti juga system kerja. Sibuk dengan akreditasi dan administrasi, belum selesai amanah yang satu yang lain sudah menghampiri. Di titik seperti itu aku dan teman-teman merasa merasakan sangat lelah dengan pekerjaan yang tidak ada habis-habisnya, rasanya tidak punya kebebasan berekspresi hanya mengikuti perintah atasan dan menjalankan. Rasanya ingin berhenti saja ditengah jalan namun aku melihat mereka-mereka yang tetap istiqomah dan akupun merasa malu untuk mundur. Belum lagi yang tidak bisa aku mengerti ketika emosiku memuncak ditengah kesibukkan. Sampai detik ini aku tidak habis fikir betapa beraninya akau bersikap cukup keras kepada salah satu pengurus yayasan disekolah. Aku benar-benar menyesali tapi aku tetap berharap apa yang aku lakukkan itu mendidik bukan hanya sekedar luapan emosi sesaat. Aku tidak ingin hal yang sama terjadi pada orang lain lagi. Cukup sampai disini dan aku tidak mau dia memfithanahku berkali-kali. Namun yang anehnya saat itu semua teman mendukungku dan mensupportku dengan sangat, hingga aku tidak merasa sendiri. Masalah itu mendewasakan dan saat itu akau juga belajar untuk menjaga emosiku agar tetap stabil. “be a solver trouble, not trouble make” Sebuah kalimat kecil yang disampaikan seseorang to ku. Itu salah satu masalah to ku hingga mungkin membuatku cukup “terkenal” diantara teman-temanku. Tak bisa kusebutkan satu persatu, hanya saja saat ini aku sedang menikmati apa yang aku jalani. Hem ketika titik jenuh itu datang aku hanya ingin mencoba rehat dan bermain sedikit dengan kbahagiaanny dan impianku, tembok penghalang tetap ada. Tapi apapun yang ada semua akan ada pelajaran hidup untukku.


Ketika Harapan Tak Berujung Kenyataan...

Selalu ada mimpi-mimpi indah ketika tidur namun ketika terbangun selalu ada penyesalan bahwa semua hanya mimpi. Hidup tidak selalu sama dengan apa yang kita inginkan. Namun bukan berarti kita tidak boleh merencanakan dan bermimpi tinggi, aku percaya impian kita akan menjadi kenyataan sesuai dengan usaha kita. Aku punya sebua mimpi kecil, ya hanya kecil namun walau sangat kecil akupun tidak dapat meraihnya. Sebagai seorang manusia biasa, aku mempunyai titik jenuh yang ingin sekali aku lempar jauh ketika dia datang. Aku mempunyai rasa lelah yang teramat sangat hingga aku ingin berlari hingga dia lelah mengejarku. Aku hanya bisa berusaha untuk lebih kuat dan semangat. Aku mempunyai rencana untuk berlayar ke Pulau Jawa. Aku ingin belajar, memperkaya ilmu dan merefresh semua yang ada dalam otakku. Sebuah khayalan kecil bisa keliling desa dengan sepeda ditengah hamparan sawah, bisa menikmati sunset ditengah padi yang menguning, dan bisa bermain air ditengah aliran air sawah sambil menangkap ikan. Backpacker dari Jakarta ke Kediri.Mengunjungi saudara-saudaraku dari disana, keliling Jogja dan banyak hal akan ku lakukan dalam waktu satu bulan saja. Awalnya memang sangan sulit aku raih. Mendapat izin dari sekolah terutama orang tua serta mencari dana mengumpulkan tiap rupiah dari apa yang aku terima setiap bulanya. Ramadhan menajawab segalanya, Awal ramadhan Allah seolah menjawab setiap do’aku. Allah permudah segala urusanku dengan mendapatkan izin sekolah dan orang tua hingga dana. Namun diakhir cerita tak seperti yang aku bayangkan. Allah menjawab semua ikhtiarku dengan sangat indah hingga aku dapat menjawab dengan sendiri. H-1 Aku mulai menganalisa semua, bagaimana kondisi kesehatan orangtuaku yang sangat berat bila aku tinggalkan walau hanya 1 bulan saja. Beban fikiran karna memikirkan aku yang harus berangkat sendiri kesana padahal ada kakak sepupu yang menemani. Aku tau beliau tidak pernah mengatakan ketidak setujuannya dengan sangat jelas. Karena itulah diiringi takbir dan air mata aku memutuskan untuk membatalkan keberangkatanku ke Pulau Jawa. Aku hanya manusia biasa, hingga detik inipun masih mengucurkan airmata ketika bermunajat, aku masih belajar ikhlas dan lapang dada. Aku percaya Allah akan memberikan kebahagiaan yang lebih baik dari ini. Allah akan memberikan kebahagiaan to semua yang aku sayangi bukan hanya aku. Sahabat-sahabat yang selalu menguatkan, memberi motivasi dan sangat aku syukuri. Mungkin ketika aku telah menikah, Ayah akan sangat senang hati bila aku menginjakkan kaki lagi ke tanah Jawa, Ayah tidak akan terbebani olehku atau mungkin akan ada rezeki melimpah atau aku akan S2 hingga aku akan sangat sibuk di Palembang, atau mungkin akau akan menginjakkan kaki ini ke Korea, Jepang, China atau Mekah. Aku tidak tahu karena semua rencana Allah. Aku akan mencoba merencanakan mimpi kembali dan mencoba merealisasikannya. Aku hanya akan memprosesnya sekuat yang aku bisa dan semampuku selebihnya maslah hasil aku serahkan hanya pada Allah semata… 
"Hasbi Rabbi JalallahMafi Qolbi IlallahAlalhadi SholallahLaa Ilaa Ha Illallah"


Bahagia tanpa Galau...!!!

Kebahagian terbesar seorang ayah adalah melihat anak gadisnya menikah dan menikahkannya. Itulah yang kulihat dikedua mata saudariku mb isti dan eka yang melangsungkan pernikahan di tahun 2013 ini. Sebuah kebahagiaan untukku ketika bisa mendampingi mereka hingga menuju pelaminan. Aku percaya setiap orang pasti akan bertemu dengan jalan kebahagiaannya masing-masing hanya saja waktu yang membedakan mereka. Aku saat ini sangat menikmati kehidupanku  yang ana rasa cukup sempurna. Ada keluarga yang penuh cinta, ada teman2 baik dan berhati emas mulia, ada anak2 yang dengan senyum dan tawa ceria hee,,.. These is enough. 
Seperti lagu dari Oppi Andaresta berikut ini:

"aku baik baik saja
menikmati hidup yang aku punya
hidupku sangat sempurna
I'm single and very happy
mengejar mimpi mimpi indah
bebas lakukan yang aku suka
 berteman dengan siapa saja
 I'm single and very happy"

Tapi bukan berarti aku ndk memikirkan kearah "sana". Aku tetap memikirkan tapi tidak harus ditampakkan,cukup aku dan Allah saja yang tahu... Aku banyak belajar dari sekitar, banyak saudara2ku yang dari usia sudah pantas untuk menikah tapi sang Pangeran Belum juga datang. Pastinya mereka lebih menginginkan sang pangeran hati segera datang. Dan aku, jauh dari kesiapan mereka. Kadang yang membuatku cukup sedih kalau ayah membanding2kn dengan anak tetangga yg sdh punya pacar, ditambah fitnah yang ada. Aku bersyukur dengan kesibukan dan amanah yang ada, Aku dikelilingai dengan orang-orang yang baik dan penuh perhatian dan itu tidak membuatku galau sebelum Sang Pangeran hati ini menjemput. Mempunyai banyak teman dan banyak saudara cukup membuatku bahagia. Satu hal yang aku tanamkan pada diri ini, tidak mau memikirkan hubungan yang lebih dari sekedar teman. Aku hanya ingin jatuh cinta pada seorang lelaki yang dengan segala keberaniannya meminangku, bertemu dengan Murrobi dan Orang tuaku bukan hanya sekedar memberi harapan palsu. Ya, jatuh cinta pada lelaki yang halal yang sudah mau menerima segala kekurangan yang ada pada diri ini. Kini aku sedang mempersiapkan diri saja, memantaskan diri dengan amal yaumi dan ilmu untuk bersanding dg dia. Memantaskan diri, hingga waktu itu tiba. Dan saat ini melihat dan memotivasi saudara2 yang akan dan punya semangat menikah pun memberikan kebahagiaan tersendiri untuk ku. Aku percaya semua akan indah pada waktunya. Allah paling tau yang teraik untukku. so Galau... No Way...!!! 



Palembang at My Sweet Room, 
On July 2013

_Ad Dhoif_


Tidak ada komentar: