Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang...

Selasa, 04 Mei 2010

Duhai Ayah dan Ibu, Bolehkah Aku jauh dari mu,...???


Untukmu Ayah dan Ibu yang Kucintai...
Ibuku,
Untuk setiap alunan doamu yang kau panjatkan hanya untukku
Untuk airmata yang mengalir di setiap malam-malammu
Untuk kasih sayang tiada tara yang kuterima setiap waktu
Untuk pelayanan yang kau berikan sepanjang waktu
Untuk kecemasaan mu karenaku namun ku tampis begitu saja
Dan Untuk semua cinta yang mengalir tulus....
Ayahku,
Untuk cucuran keringat yang tak dapat ku hapus
Untuk tenaga yang habis mencari nafkah memenuhi kebutuhanku
Untuk Penjagaan dari kekejaman dunia dan kebohongan manusianya
Untuk kebebasan yang engkau berikan tanpa menghilangkan pengawasan
Untuk kemarahan yang terucap ketika perbuatanku tak sejalan dengan fikiranmu
Dan untuk semua cinta yang dbalut dalam ketegasan

Aku mencintai kalian karena Allah...
Sejak kecil hingga beranjak menuju usia 22 tahun ini aku tumbuh dalam naungan kasih sayang dengan penuh ketegasan. Bukan dengan kemanjaan dan limpahan kasih sayang didepan mata. Selama ini aku tidak dapat mendengar langsung kata-kata seperti pada sinetron zaman sekarang "anakku ibu menyayangimu" tidak pernah. Bahkan di hari kelahiranku saja kalian kadang lupa. Tidak ada pelukan dan ciuman hangat yang terlempar untuk ku dari kalian. Namun aku tidak kecewa karena aku mendapatkan yang lebih dari itu. Kasihsayang tidak selau dalam bentuk pelukan dan ciuman serta yang tak kalian ucapkan namun perhatian yang kini kuterima lebih dari yang kuharapkan.
Ketika ku pulang melewati Magrib, kalian biarkan makanan menganggur begitu saja tanpa ada yang menyentu sebelum menunggu ke datanganku... Sungguh anak macam apa diriku yang tega membiarkan kedua orang tuanya kelaparan.
Lain dulu, lain sekarang...
Dulu semasa SMA ketika aku pulang terlambat atau bahkan ku tak pulang, kalin tidak terlalu mencemaskannku. Kalian mengizinkan ku tu menginap kerumah teman tanpa mau tau siapa teman2ku,
Dulu, harus menjelaskan panjang lebar baru dapat dana lebih diluar uang jajan.
Dulu, kalian tidak pernah mau tau kegiatan ku. Apa yang aku lakukan diluar sana. hingga aku keluar kota perwakilan sekolah kalian tidak mengantar ku...
Kebebasan dan kepercayaan yang super aku dapatkan, hingga kadang aku berfikir kalian tidak merasa sayang padaku karena ketika aku jauh kalian tidak merindukanku..

Tapi prasangka buruk itu sirna, Allah memberi jawaban....
Sekarang, Setiap waktu aku di telpon. "Mau kemana, dengan siapa, sampai jam berapa?" harus ku jawab dengan sejelas-jelasnya... Mau mabit pun harus izin dengan panjang lebar...
Sekarang, fasilitas kalian berikan tanpa harus penjelasan. Motor, laptop dan printer serta kebutuhan ku lainnya kalian penuhi tanpa alasan q ungkapkan...
Ingin rasanya aku mudik karena kita tidak pernah mudik ke kampung halaman sejak q dilahirkan, atau sekedar menghilangkan penat ditengah keramaian kota. Tapi, kalian butuh penjelasan yang teramat jelas. Padahal aku hanya pulang dan pergi pada hari yang sama... Bahkan engkau ayah, mengantarku hingga kau tau dengan siapa aku pergi.
Engkau marah pada ku ayah, ketika aku memutuskan pulang sendiri dengan bis tanpa menelpon mu untuk kau jemput...
Ya... aku sedih dengan kemarahanmu ayah, tapi aku bahagia karena aku dapat melihat jelas rasa sayang mu padaku.Dengan super protector kalian mengungkapkan kata cinta itu. "Hati-hati dijalan ya..." kata2 itu selalu hadir di awal hariku, ibu atau etiap diakhir telponmu ayah.
Sungguh aku merasa tidak dapat jauh dari kalian...
Tapi Ayah dan Ibu yang kucintai karena Allah...Telah lama aku menginginkan agar bisa berada jauh dari kalian, bukan karena aku tidak bahagia bersama kalian ataupun aku tidak cinta. Banyak yang aku pertimbangkan untuk perbaikan diri dan kebahagiaan kalian. Aku hanya ingin mencoba mandiri, aku hanya ingin keluar dari mengekor kalian. Aku ingin bisa sukses tanpa campur tangan kalian dan memberikan kesuksesan itu hanya untuk kalian...Aku ingin menghilangkan sifat manja ku, aku ingin lebih dewasa,dan aku ingin bisa lebih mandiri dari sekarang ini...
Ini saat yang tepat untuk ku merencanaka apa yang akan aku lakukan di masa yang akan datang karena waktu kuliah yang insyaAllah tidak panjang lagi. Dua jalur telah ku rancang. Mengajar di kota Prabumulih bersama bibi dan teman SMA ku untuk mengajar disana atau ke Banyuasin mencoba bisnis disana bersama saudari ku dan teman2 baru yang welcome pada ku.
Dua tempat terakhir yang ku pilih dari beberapa tempat yang jauh dari itu. Semua nya sepertinya menyenangkan, karena aku mendapatkan ladang dakwah baru. tantangan baru dan tentunya saudara dan pelajaran yang baru. Kedua kota itu sudah tempat yang paling dekat untuk ku. Aku masih tetap bisa pulang kePalembang dan KTP ku tetap di Palembang. Tetap bisa liqo di Palembang karena setidaknya bisa seminggu sekali aku pulang atau klo bisa setiap hari aku pulang pergi.
Tapi sepertinya itu hanya sebuah rencana saja, tidak lebih dari itu. Ternyata kondisi nya sekarang tidak seperti yang aku bayangkan seperti dulu. Aku kira dirumah akan ramai setelah pernikahan mbak tapi sebuah masalah terjadi dan memang bila seorang wanita telah menikah harus mengikuti imamnya.
Sekarang aku menjadi anak tunggal dirumah diriku sendiri. Tanpa ada yang tau bahwa diriku merasa sepi. Aku menjadi tidak tega bila harus meninggalkan kalian berdua saja menikmati hari tua. Aku ingin dapat melayani kalian menikmati hari-hari tenang tanpa ada beban memikirkan pendidikan anak. Tanpa memikirka aku. Aku yang akan menjadi pelayan kalian dihari tua. Teringat dahulu saat masih bersama Mbak dan dia belum menikah. Kami pernah berjanji tidak akan membiarkan Ayah dan Ibu hidup hanya berua di rumah tanpa ada yang menemani, bila setelah menikah mbak tidak bisa tinggal dirumah kami bersama Ayah dan Ibu maka aku yang akan menemani. Walau pun aku perempuan dan seharusnya bila aku menikah nanti aku akan mengikuti suamiku tapi dirumah ini, tidak akan ada yang datang. Tidak ada penyambutan mantu perempuan karena aku tidak ada saudara laki-laki yang membawa istrinya ke rumah.
Aku tidak akan tega meninggalkan ayah dan ibu ku banya berdua, aku tidak akan tega bila dirumah tidak ada yang membersihkan, tiak ada yang memasakkan makanan untuk kalian, Tidak ada yang mencucikan pakaian kalian, tidak ada yang merawat kalian bila kalian sakit nanti. Aku tidak akan tega bila kalian tidak dirawat dengan tangan ku sendiri. Semoga bila aku menikah nanti, suamiku bisa memahami dan mengerti posisi ku sebagai anak bungsu dirumah ini.
Namun saat ini Ya Allah, aku binggung apa yang harus aku lakukan. Aku ingin sekali bisa keluar dari kota Palembang dengan segala kepenatannya. Mencari keluarga bari, bisnis baru dan ladang dakwah baru. Aku ingin bisa berpetualang menikmati masa muda sebelum aku menikah. tapi dengan beberapa pertimbangan tadi bahwa aku tidak mau kalian berdua saja. Aku tau, kalian mengizinkan aku untuk pergi mencari kebebasan dan mengukjir masa depan. Kalian mengizinkan aku untuk ikut tes PNS diluar kota Palembang dengan alasan " Kamu akan susah lulus kalo ikut tes di Palembang", memang sesuai harapan ku untuk ikut tes diluar dan merasakan hidup mandiri tapi kembali kemasalah tadi Aku tidak akan rela jika kalian dirawat oleh orang lain selain aku sendiri. Sekarang aku hanya berdoa semoga Allah dapat melembutkan hati-hati yang keras, menurunkan ego2, dan menghilangkan rasa benci serta tidak menyukai dihati kakak ipar dan Ibu ku. Jika mbak dapat tinggal dirumah bersama anak dan suaminya aku pasti akan tenang bila aku berada jauh dari kalian.
Saat ini,aku takut untuk bermimpi bisa merantau meninggalkan kalian,tapi aku juga tidak ingin memupus mimpi itu untuk membangun sebuah bisnis pendidikan mencoba hidup mandiri. Aku mencoba memberanikan diri untuk merancang apa yang akan aku lakukan setelah wisuda nanti. Aku coba menjalankan apa yang ada didepan mata, tanpa melihat kedepan yang belum pasti. Aku Yakin, Allah akan memberikan yang terbaik untuk ku dan Orangtuaku....
Ibu dan Ayah, Aku adalah milikmu maka jadikan lah aku seperti yang kalian mau. Sudah puas aku dengan segala keinginan ku. Doakan aku agar dapat menjadi Apa yang kalian inginkan. Amin...

_Mentari Syifazillah Rizky_

Tidak ada komentar: