Dengan Menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang...

Senin, 15 Februari 2010

Batam Merubahnya...

Aku bertegur sapa dengan seorang wanita paru baya, yang sudah melahirkan 4 orang anak. Tubuhnya kecil, semakin kurus, matanya sedikit cekung. Ia tampak lelah namun mencoba tegar dan berusahan menyembunyikannya. Senyumnya sedikit penuh harap ketika ia menanyai anak sulungnnya yang merupakan teman karibku. “Dia baik-baik saja” bohongku pada beliau dengan sedikit senym hangat. Hatinya penuh dengan kecemasan, aku tidak tega berkata jujur padanya kalau aku tidak mengetahui. Aku ingin menghilangkan rasa cemasnya walau Cuma sedikit.
Hari itu mengingatkan ku pada seorang teman yang memberi banyak pelajaran bagiku, namun Tak pernah terbayang olehku semua ini akan terjadi padaku. Ternyata pertemanan 9 tahun di anggapnya angin lalu begitu saja setelah kepergiannya ke Batam. Kujujuran dan rasa simpatik padanya hilang begitu saja atas apa yang dia lakukan. Semoga ini biasa menjadi hikmah untuk kita semua.
Palembang, 20 April 2009
Seorang teman yang baru saja pulang dari perantauannya kota Batam, dia datang kerumahku dengan tiba2, sebut saja Nia. Setelah seminggu dia sampai di kota Sriwijaya ini. Aku lihat ada yang berubah dari dirinya, tubuhnya bertambah kurus, kulitnya bertambah kusam, wajahnya tdk memberiakn pesona lg. padahal dulu saat SMA dia cukup menarik. Ternyata kedatangannya saat itu hanya untuk meminta bantuan kepadaku, mungkin klo dia tidak membutuhkannku dia tidak akan dating kerumahku. Dia mengatakan bahwa dia tidak betah tnggal di Palembang. Dia membutuhkan uang sekitar 500rb untuk kembali ke Batam, Dia mengakui kesalahanya waktu dulu yang terhanyut dalam buaian uang dari hasil kerja kerasnya tanpa berfikir keluarganya di Palembang. Kisah yang memilukan hatiku keluar dari mulutnya, menampakkan wajah sendu dari raut mukanya. Air matanya seolah2 terpaksa ditahannya untuk tidak jatuh. Ujung dari ceritanya adalah dia ingin meminjam uang untuk kembali kesana. Seorang mahasiswa semester 4 seperti ku yang belum bekerja dan masih meminta pada orang tua mana ada uang sebanyak itu. Semalam dia tidur drumah ku, walau rumahnya tidak jauh hanya dihalau oleh 4-5 rumah saja. Karena bujuk rayu nya, tanpa berfikir panjang aku meminjamkan kalungku sesuai dengan sarannya untuk dia gadaikan. Dengan janji dia akan mengirimkan uang ketika dia sudah berada di Batam. Aku serasa di hipnotis secara sadar, aku memang sangat sibuk saat itu, tugas2 kuliah yang mengantri di ikuti dg amanah organisasi hingga Keesokan harinya aku berikan kalungku sesuai perjanjian semalam.
Masih dalam satu hari itu hati ku tidak tenang, aku merasa berat menyerahkan kalung itu, namun niat ku hanya ingin membantu agar dia tidak lagi sedih. Seminggu penuh itu ku jalani hari2 ku tanpa ada beban menyelesaikan amanah yang mengikatku. Setelah amanah itu selesai, tak ada beban lagi yang kurasakan. Namun perasaan ku belum tenang, kalung itu terus terbang melayang di fikiranku. Keragu2an menghantui ku. Aku tau keputusan ku meminjamkan kalung itu terlalu cepat, karena aku benar2 sdg sibuk. Aku menambil keputusan tanpa bertanya terlebih dahulu, tidak ada kata terlambat untuk ku bertanya kpda Allah melalui istigharah dan bertanya kepada teman yang kuanggap dewasa n kupercaya. Jawaban mereka sama”Ambil kembali, sebelum dia berangkat keBatam dan meninggalkan hutang”. Melalui pertimabangan-pertimbangan dan keyakinan yang kuat aku memutuskan membatalkan meminjamkan kalung ku untuknya.
Kucoba mengambil kembali hak ku, dengan sopan dan penuh pertimbangan. Dia pun tidak berkeberatan, malah dia berkata klo dia ingin menetap disini dan mencari pekerjaan baru. Namun ketika ku tanya untuk mengambil uang itu dengan segera namun dia berkata kalungnya sudah di gadaikan dan bila harus mengambilnya bunganya harus tetap dibayar sebesar 50ribu tp dia tidak punya uang sepeserpun. Aku tidak ingin berlama-lama memutuskan untuk segera memindah tangankan kalung itu kepadaku, segera saja aku memberikan nya sesuai dg jumlahnya. Namun keesokan harinya seharusnya aku sudah menerima kembali miliku namun harapan ku gagal, katanya uangnya sedang di pinjam sang ibu untuk pembangunan rumahnya jadi belum biasa dikembalikan untuk mengambil kalung di penggadaian. Katanya besok akan segera dikembalikan setelah ibunya ngembaliin uang dia akan mengambil kalungku dipenggadaian.
Lama ku berfikir kenapa perasaan ku menjadi aneh, lalu aku segera kerumahnya kembali dan meminta segera kalung itu hingga aku menawarkan diri untuk mengambil kalung itu sendiri. Namun dia bilang dia mohon sekali padaku untuk meminjamkan kalung itu karena dia sudah tidak perawan lagi. Aku sangat terkejut mendengarnya, seorang teman sejak kecilku rela memberikan harta yang paling berharga dari seorang wanita untuk seorang yang bukan mukhrim yaitu pacarnya. Aku merasa gagal menjadi teman yang baik. Aku dulu yang mendukungnya untuk mengadu nasib dikota Batam walau ku tau kejamnya kota itu ketika keimanan tidak stay didada mungkin seseorang akan terbawa arus dan tenggelam kedalam kemaksiatannya. Kondisi ekonomi dan keluarga diPalembang yang mengharuskannya untuk kesana dg harapan kehidupan yg lebih baik, tapi tinggal kekecewa yang ada di hatiku mendengar pengakuannya. Mungkin dia fikir aku akan merubah keputusanku untuk mengambil kembali uang itu Namun aku tetap pada pendirian ku untuk mengambil kalung itu, aku tau dia menolak untuk mengembalikannya karena dia butuh itu namun dengan berat hati harus dia serahkan karena tak ada kuasa dia memiliki kalung itu. Aku menyarankan padanya untuk segera bertaubat, dan meninggalkan semua kemaksiatan yang telah dia lakukan. Jangan pergi ke kota itu lagi karena alasannya sudah jelas bila dia pergi kembali ke Batam dia hanya ingin bertemu dengan sang pacar untuk meminta pertanggung jawaban nya. Walau sang kekasih telah berjanji untuk datang ke Palembang dan melamarnya, pastinya janji itu tidak biasa dipegang. “Jika dia mencintaimu, maka dia Akan dating kesini untuk melamarmu. Klo dia tidak datang maka dia memeng bukan laki2 yang baik. Cukuplah kamu pacaran dan melakukan dosa dengannya tapi tidak untuk menikah. Sebelum kamu hamil,sebelum Ikatan seumur hidup itu akan membuat kamu lebih menderita jika kamu dengannya.”sedikit nasehatku padanya.
Alhamdulillah dia menerima saranku dan memutuskan untuk memulai hidup yang baru, bertobat dan mencari kerja di Palembang. Aku senang mendengarnya dan akan bertekat untuk membantunya.
Tepat malam minggu kemarin 21 April 2009, dia kerumah jam 8 malam, meminta bantuan kepada ku ke rumah mantan pacarnya diSMA yang sampai saat ini masih dia cintai. Aku curiga, kenapa dia ngebet bgt untuk bertemu dengan mantan pacarnya yang juga temenku. Namun aku tidak biasa untuk keluar malam aplagi mengunjungi rumah cowok, nggak bgt. Dia tau aku tidak biasa menemani nya, lalu dia bersama salah satu teman lelaki kami di SMA yang sahabatan jg dengan mantan pacarnya itu. Entah apa yang mereka lakukan.
Hari minggu 22 April 2009, aku sibuk dengan kuliahku. Hari itu kami tidak bertemu sama sekali. Hingga pada hari senin pagi sekitar pukul 9 pagi saat aku sedang mengikuti kursus computer di salah tempat kursus ternama d Palembang. Tiba-tiba saja hati ku tidak tenang, kegalauan menggelayuti. Firasat buruk menghentak hati ku begitu saja. Firasatku tidak pernah berbohong, aku terus berdoa agar tidak terjadi sesuatu dan lain hal yang mengecewakan. Untuk menghilangkan rasa cemas ku, aku menghubungi salah satu teman dekatku. Ku lupakan perasaan itu sejenak, lalu ku hubungi Nia untuk menanyakan kabar kalung ku. Namun jawaban yang mengejutkan kuterima. “Jangan hubungi aku lagi” itu jawaban darinya. Sungguh aku benar-benar tidak percaya itu sms darinya.
Selesai pelajaran aku pun pulang, agenda-agenda hari itu yang sudah tersusun rapih ku ku batalkan begitu saja. Sepulang itu ku segera mengunjungi rumah dian, sungguh sangat mengejutkan ku. Aku tidak bertemu dia, aku hanya bertemu dengan adiknya yang masih duduk dikelas 4 Sekolah dasar. Dengan lugunya dia menjawab “Yuk Dian sudah berangkat ke Batam”.
Sungguh aku bagai disambar petir,terjatuh tertimpa tangga dan tegelincir kedalam jurang yuang amat dalam, aku tidak percaya apa yang dilakukan dian padaku. Dia pergi tanpa memberitahu ku. Dia membawa uangku, dia meninggalkan hutang kepadaku. Dimana aku harus mencari uang 600rb, ditambah lagi surat2 penggadaian dibawanya. Sungguh yang amat menyakitkan adalah ketika mendapat pesan singkat dari pertanyaan ku padanya:
“Dk dgrin q u…skrg ap c mksd u?Kmrn u udah ambil keputusan kalung itu. U yg dtng kmrn nganterin na. Sdh tiket na q beli u bilng dk jd. Tikt sdh q bli jauh2 hr krna hrga tkt skrng 700an lbh. Skrng q pergi u heboh & mrah2. U pngn bkin q + susah?U pngen ngomong yg idk2 m ortu q atau u pngn bkin q utang budi ma u?”
Sungguh pesan singkat yang sangat menyakitkan untukku. Aku tidak menyangka pertemanan kami selama 9 tahun dibalasnya dengan sebuah penghianatan, Benarkah aku yang salah. Sungguh aku tidak menyangka,aku tidak tahu kalau dia telah membeli tiket pesawat keberangkatannya. Aku tidak mungkin marah bila dia pergi tanpa membawa hak q, q gk mo jadi pahlawan kesiangan untuk dia. Hingga detik ini pun orang tuanya tidak tau apa yang dia lakukan padaku. Saat aku ingin mengatakan kepada kedua orang tuanya aku tidak tega karena ku tahu sudah banyak masalah yang mereka hadapi. Cukup aku saja dan dian masalah ini. Ku tahan kesedihan didalam hati.
Ingin aku menangis sepuas2nya tapi aku tidak bisa, karena jika orang tuaku tau kalau aku menangis gara2 hal itu entah apa yang akan terjadi nanti. Yah… pilihan yang tepat adalah merahasiakan hal ini sendiri. Mencari bantuan sendiri, aku sudah besar tidak seharusnya aku menyusahkan orang tuaku yang sudah susah karena membiayai pendidikan ku. Dan tidak akan aku biarkan orang tuaku susah kembali karena kelalaianku. Ada saja jalan yang Allah berikan, walau tidak ada keluarga yang tau namun bantuan dari luar sangat membantu. Aku tau, semua karena kebodohanku, kenapa aku mudah sekali diperdaya olehnya. Penyesalan menyelimuti ku, aku tau jika aku bercerita pada teman2ku hal yang pertama akan aku dengar dalah kemarahannya. Mereka pasti menudingku bodoh dan sebagainya, tidak dapat ku pungkiri itulah kenyataannya. Satu keyakinanku saat itu, aku tidak sendiri, karena Allah selalu dihati… Aku yakin Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan hambaNya. Aku hanya hamba yang lemah dan cengeng namun Allah memberkan kekuatan dan kemudahan yang begitu besar padaku. Ada saja jalan yang Allah berikan, walau tidak ada keluarga yang tau namun bantuan datang dari sisi lain.
Skenario Allah sangat cantik untuk ku, Aku mendapatkan apayang tak pernah aku minta, aku belajar dari apa yang tak pernah aku pelajari sebelumnya. Masalah yang terasa berat terasa amat ringan ku jalani. Bantuan pertama yang ku dapatkan adalah dari kakak sepupuku. Tiba-tiba beliau menghubungiku, aku mendapatkan bantuan dana. Alhamdulillah aku juga mendapat pekerjaan, mengajar di tempat kursus. Walau gaji nya tidak besar namun lumayan untuk menambah pengalaman. Allah mempermudah jalanku menebus kalung itu, dengan, mengurusnya ke kantor penggadaian hingga untuk yg pertama kalinya aku ke kantor polisi mengurus surat keterangan hilang dengan kebohongan.
Ukhuwah memang indah, bantuan moril datang dari bnyak kalangan, saat ku cerita dengan teman akrabku yg jg kenal dengan Nia, dia malah menangis. Aku jadi terharu sungguh tak menyangka dia perhatian kepadaku. Itu adalah salah satunya.
Alhamdulillah awal bulan ramadhan 2009 ku mendapatkan hak ku kembali, memakainya dan menunjukan kepada ibuku tercinta. Setidaknya ibu percaya bila aku menyimpannya dengan baik. Kejadian ini memberi pelajaran berharga padaku, untuk tidak mudah percaya kepada orang lain, untuk berfikir lalu bertindak dan untuk menghargai sebuah kepercayaan.
Aku juga harus berterimakasih kepada Nia karena dia aku mendapatkan lebih apa yang dia ambil, keluarga dan persahabatan itu yang berharga. Allah memberi cobaan sesuai dengan kemampuan umatnya, dan aku mampu menyelesaikannya karena Allah bersamaku. Yang ku khawatirkan adalah dia disana, semoga dihatinya masih ada Allah,hingga ia tidak jauh dari pertaubatan. Ia harus bertaubat dengan segera. Semoga dia baik2 saja, aku sangat khawatir karena dia pergi dengan cara yang buruk maka hasilnya pun akan buruk. Kata seorang teman dia telah menikah disana, berarti dia menikah tanpa sepengetahuan orang tuanya. Kasihan keluarganya disini, orang tua mana yang akan bahagia bila mengetahui apa yang dilakukan anak perumpuannya disana. Sungguh ku tak ingin terjadi hal2 yg menakutkan untuknya, Aku yakin Allah akan membalas apa yang ia lakukan padaku sebagai pelajaran hidup untuknya namun aku juga tidak ingin dia menderita begitu lama. Keinginan ku dia bisa kembali pulang ke Palembang bertemu dengan keluarganya yang sangat merindukannya. Bisa membantu ibunya mengurus adik2nya yang masih kecil dan membantu keuangan keluarga. Kadang aku berbohong kepada orang tuanya ketika mereka menanyakan kabar anaknya. Aku sedikit memberi angan mereka bahwa anaknya dlm keadaan baik kalau sebenarnya aku tidak tahu. Aku tidak tega melihat wajah cemas di wajah orang tuannya…
Aku yakin dia akan kembali,… keyakinan ku tidak akan pernah salah. Aku ingin melihat wajahnya malu dan merasa bersalah didepanku atas apa yang telah dia lakukan. Aku ingin sekali menampar wajah cantiknya itu. Aku tau aku salah namun aku hanya ingin memberi pelajaran kepadanya. Semoga dia berubah dan dalam keadaan baik disana. Semoga ini untuk yang pertama dan terakhir aku di bodohi, amin.

Tidak ada komentar: